Lahir di Posen, 2 Oktober 1847, Paul von Hindenburg adalah
presiden Jerman kedua yang menjabat dari tahun 1925-1934. Dibesarkan dalam
keluarga aristokrat Jerman, Hindenburg bergabung dengan sekolah kadet di
Wahlstatt dan pertama kali bertempur dalam pertempuran Koniggratz pada tahun
1866 saat dia bertugas di Austria-Prusia. Empat tahun kemudian, dia bergabung
dengan perang Franco-Prusia. Berkat usaha gigihnya, pada tahun 1903, ayah tiga
anak ini naik ke pangkat jenderal, namun jabatan tersebut dilepas pada tahun
1911 karena ia lebih memilih pensiun pada usia 64 tahun.
Pada tahun 1914, ada perang dunia I, ketika nama Hindenburg
kembali mencuat karena ia dipanggil kembali oleh Angkatan Darat Jerman. Dia
ditunjuk untuk bergabung dengan Perang Dunia I setelah menang atas Rusia di
Tannenberg (1914) dan Danau Masaurian (1915). Dalam dua perang ini dia dianggap
sebagai penyelamat Prusia Timur. Berkat usahanya, ia terpilih sebagai Kepala
Staf Angkatan Darat Jerman pada tahun 1916.
Melalui dukungan pejabat militer senior dan industrialis
sayap kanan, Hindenburg bersama Erich vonLudendorff mendirikan sebuah organisasi
kediktatoran yang mereka sebut sebagai Komando Tertinggi Ketiga. Kediktatoran
mereka mulai berkuasa sampai 19 September 1918 ketika mereka mengalami
kekalahan telak oleh Prancis. Pada tahun yang sama, Hindenburg kembali
mendeklarasikan pensiun kedua.
Setelah kekalahan Jerman pada tahun 1918, Hindenburg, yang
dianggap sebagai pahlawan perang, terpilih sebagai presiden Jerman kedua pada
tahun 1925 untuk menggantikan Friedrich Ebert. Lima tahun pertama menjabat
sebagai presiden, Hindenburg dikenal sebagai pemimpin yang terhormat dan sopan,
dan menolak untuk bergabung dalam sebuah partai politik. Bahkan, ia sering
mengeluh karena ia merindukan hari-hari pensiunnya mengingat usianya sudah
tidak mudah lagi.
Sampai akhirnya pada tahun 1926, Jerman mengalami depresi
ekonomi yang sangat berat. Pada saat itu, kanselir Jerman, Burning,
memerintahkan Hindenburg untuk terus berpegang pada jabatannya dengan
melaksanakan kebijakan politik yang akan membawa Jerman keluar dari belenggu
krisis.
Pada tahun 1931, Hindenburg bertemu dengan Adolf Hitler, pemimpin Nazi yang mencalonkan diri
untuk pemilihan pada tahun 1926 namun tidak menang. Pada waktu itu, organisasi
yang dipimpin oleh Hitler dikenal sebagai organisasi liberal yang sangat
menentang organisasi sosialis, organisasi tempat berlindung.
Setahun kemudian, Hindenburg terpilih kembali sebagai
presiden Jerman atas desakan banyak pihak termasuk partai sosialis. Saat itu,
dia tidak lagi mampu menahan kekuatan dan desakan dan kutukan atas ancaman Nazi yang semakin meluas,
sehingga pada tahun 1932 dia menunjuk Adolf Hitler sebagai kanselir untuk menggantikan
Burning. Selama kanselirnya, Hitler membuat banyak teror dan manipulasi sampai kematian
Hindenbueg pada tanggal 2 Agustus 1934. Begitu besar pengaruh Paul von
Hindenburg terhadap masyarakat, dia bahkan dinyatakan tidak dapat digulingkan
oleh Hitler bahkan
sampai kematiannya.
Sumber https://profil.merdeka.com/mancanegara/p/paul-von-hindenburg/
0 Response to "Paul von Hindenburg ( 1847-1934)"
Post a Comment