1.
William
II dari Jerman
William
II (27 Januari 1859 – 4 Juni 1941), lahir dengan nama Friedrich Wilhelm Albert
Victor von Hohenzollern, adalah Kaisar Jerman dan Raja Prussia terakhir. Ia
bertahta antara 15 Juni 1888 sampai 9 November 1918.
Peranannya dalam sejarah Jerman merupakan suatu isu yang kontroversial di kalangan para ahli. Awalnya ia dipandang sebagai sosok penting (walaupun memalukan) dalam sejarah Jerman sampai akhir 1950-an, di mana pandangan umum kemudian berubah menjadi bahwa ia hanya memiliki pengaruh kecil dalam kebijakan Jerman yang membawa ke kancah Perang Dunia I. Pada akhir 1970-an, muncul teori-teori baru yang membantah pandangan ini, yang terutama disokong oleh John C. G. Röhl, yang menyatakan bahwa Wilhelm II merupakan tokoh penting dalam memahami keserampangan dan keruntuhan Kekaisaran Jerman.
2.
Franz
Josef I dari Austria
Franz
Josef I (juga dieja Franz Joseph; lahir di Wina, 18 Agustus 1830 – meninggal di
Wina, 21 November 1916 pada umur 86 tahun) adalah Kaisar Austria dan Raja
Bohemia dari tahun 1848 hingga 1916, serta Raja Apostolik Hongaria dari 1867
hingga 1916. Ia berasal dari Dinasti Habsburg.
Putra
tertua Franz Karl, yang merupakan saudara Kaisar Ferdinand I, Franz juga adalah
kakak Maximilian I dari Meksiko. Pada usia 13 tahun ia memulai karier sebagai
kolonel dalam angkatan bersenjata Austria. Ia menjadi Kaisar Austria saat
Ferdinand turun takhta pada akhir Revolusi 1848, pada tanggal 2 Desember 1848.
Tahun 1854, Franz Josef menikahi Putri Elizabeth dari Bayern. Putra semata
wayang mereka, Putra Mahkota Rudolf, bunuh diri pada tahun 1889.
Saat
Perang Dunia I pecah, Austria-Hongaria bersekutu dengan Jerman, namun tentara
mereka ternyata tidak memiliki persiapan dan peralatan yang memadai. Salah satu
penyebabnya adalah sikap Franz Josef yang konservatif. Ia menolak saran agar
para tentara mendapatkan persenjataan yang baru (dalam kasus ini, tank).
3.
Mehmed
V Reshad dari Kesultanan Turki
Mehmed
V Reshad (2 November 1844 – 3 Juli 1918)
adalah sultan ke-35 Kesultanan Utsmaniyah. Pemerintahannya dimulai pada 27 April
1909, tetapi dalam kenyataannya dia hanyalah tokoh yang tidak punya kekuasaan
secara rill, sebagai hasil dari Revolusi Turk Muda tahun 1908 (dimana
Konstitusi dan parlemen Utsmaniyah dikembalikan) dan secara khusus, Kudeta
Ustmaniyah 1913, yang membuat tiga serangkai "Tiga Pasha" memiliki
kekuatan sebagai diktator.
Kebijakan
politiknya yang signifikan yaitu mendeklarasikan jihad melawan kekuatan Entente
(Blok Sekutu) pada 11 November 1914, dilanjutkan pilihan pemerintah Utsmaniyah
untuk bergabung dalam Perang Dunia I dalam kelompok Blok Sentral.
Proklamasi
tersebut menandai deklarasi jihad terakhir oleh seorang khalifah, dikarenakan
kekhalifahan hanya berlangsung hingga tahun 1924. Namun sayangnya, meskipun
banyak kaum Muslim tinggal di wilayahnya, proklamasi tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap perang. Nantinya, Bangsa Arab malah melawan Utsmaniyah
(bersama tentara Britania) dalam Pemberontakan Arab tahun 1916.
4.
Ferdinand
I dari Bulgaria
Ferdinand
I lahir tanggal 26 Februari 1861 – 10 September 1948 di bulgaria. Ferdinand I adalah
pangeran pertama dari Negara Bulgaria Ketiga, Alexander dari Battenberg, turun
tahta pada tahun 1886 setelah kudeta Pro-Rusia, hanya tujuh tahun setelah dia
terpilih. Ferdinand, seorang perwira di tentara Austro-Hungaria terpilih
sebagai Pangeran Bulgaria yang otonom oleh Majelis Nasional Grandnya pada
tanggal 7 Juli 1887 dalam kalender Gregorian ("Gaya Baru" yang
digunakan selanjutnya). Dalam usaha putus asa untuk mencegah pendudukan Rusia
di Bulgaria, takhta itu sebelumnya ditawarkan, sebelum penerimaan Ferdinand,
kepada pangeran dari Denmark ke Kaukasus dan bahkan sampai ke Raja Rumania. Tsar
Rusia sendiri telah menominasikan ajudannya, Nichols Dadian dari Mingrelia,
namun pencalonannya ditolak oleh orang-orang Bulgaria. Akseser Ferdinand
disambut dengan tak percaya di banyak rumah kerajaan Eropa. Ratu Victoria,
sepupu pertama ayahnya, menyatakan kepada Perdana Menterinya, "Dia
benar-benar tidak layak ... sensitif, eksentrik dan banci ... Harus segera
dihentikan." Dengan takjubnya para pengkritiknya yang pertama, Ferdinand
umumnya membuat sukses selama dua dekade pertama pemerintahannya.
Kehidupan
politik domestik Bulgaria didominasi selama tahun-tahun awal pemerintahan
Ferdinand oleh pemimpin partai liberal Stefan Stambolov, yang kebijakan luar
negerinya melihat pendinginan yang ditandai dalam hubungan dengan Rusia, yang
sebelumnya dipandang sebagai pelindung Bulgaria.
Musim
gugur Stambolov (Mei 1894) dan pembunuhan berikutnya (Juli 1895) membuka jalan
bagi rekonsiliasi Bulgaria dengan Rusia, yang terjadi pada bulan Februari 1896
dengan mengubah bayi Pangeran Boris dari Katolik Roma menjadi Kristen Ortodoks
Timur. Namun, langkah ini membuatnya mendapatkan permusuhan dengan sanak
saudaranya yang beragama Austria, terutama tentang pamannya, Kaisar Franz
Joseph I dari Austria.
Sumber :
Wikipedia
0 Response to "4 Pemimpin Blok Sentral (Pemicu Perang Dunia Pertama)"
Post a Comment