Heinz
Guderian dianggap sebagai ayah dari Blitzkrieg - metode menyerang yang membuat
semua negara terkejut sampai tahun 1941 dalam Perang Dunia Kedua. Cara
berperang Heinz Guderian memiliki dampak buruk pada Polandia dan di barat Eropa
menjelang penarikan Sekutu di Dunkirk. Mungkin penggunaannya yang paling
mengagumkan adalah Operasi Barbarossa - serangan terhadap Rusia pada tahun
1941. Guderian tetap menjadi favorit Hitler sementara Blitzkrieg terbukti
begitu sukses.
Heinz
Guderian lahir pada tahun 1888 di Kulm. Dia dididik di Prusia dan pada tahun
1908 mendapat komisi di Angkatan Darat Jerman. Dia bertugas sebagai perwira
infanteri. Dari tahun 1914 sampai 1917, Guderian bertugas di Flanders dan mengalami
kekurangan mobilitas yang ada di Front Barat. Dia juga sangat sadar akan
pembantaian yang terjadi di Front Barat. Guderian bergabung dengan Staf Umum
dan pada akhir perang, dia telah mengembangkan pengetahuan khusus tentang
transportasi bermotor.
Guderian
memusatkan idenya untuk mengembangkan tentara mekanis yang sangat mobile. Dia
menulis "Actung Panzer" yang menjadi perhatian Hitler. Ini adalah
rencana Guderian untuk membuat mobil perang dengan memiliki kekuatan yang terus
bergerak maju, tidak pernah memberi musuh waktu untuk berkumpul kembali dan
lain-lain. Dari bulan Juli 1934, Guderian diberi tugas oleh Hitler untuk
menyempurnakan teknik pertempuran Panzers - tanki ringan, didukung oleh
infanteri dan pesawat - yang menjadi mode legendaris Blitzkrieg untuk menyerang
musuh.
Guderian
menghadapi banyak rintangan dalam hirarki Wehrmacht. Dia diberitahu bahwa
serangan terhadap Belgia dan Prancis akan goyah karena sistem sungai yang
mengalir melalui wilayah tersebut. Bagaimana bisa tank melintasi sungai -
terutama Sungai Meuse yang luas?
Rencana
Guderian termasuk penggunaan unit teknik khusus yang bisa merakit jembatan
ponton dengan cepat sehingga bisa membawa beban tank dan kendaraan pendukung.
Dengan cara ini, unit Panzer-nya menyeberangi sungai dengan mudah - dan para
komandan senior yang gagal mendukung Guderian dalam pengembangan idenya, harus
mengakui bahwa mereka salah. Serangan Blitzkrieg juga bisa mencakup penggunaan
pasukan terjun payung.
Blitzkrieg
yang mengakibatkan Sekutu didorong kembali ke Dunkirk dan keberhasilan awal
serangan besar-besaran terhadap Uni Soviet yaitu Operasi Barbarossa, juga
didasarkan pada Blitzkrieg. Atas serangan terhadap Rusia, Guderian bertanggung
jawab atas Tentara Panzer Kedua.
Ironisnya,
kegagalan Blitzkrieg untuk memberikan pukulan knockout di Rusia yang
menyebabkan Hitler memecat Guderian pada akhir tahun 1941. Namun, Hitler
mengembalikannya pada tahun 1943 sebagai Inspektur Jenderal Pasukan Lapis Baja
dan setelah Bom Bom Juli 1944, Guderian menjadi Kepala Staf Umum.
Kebangkitan
sebuah karir militer di bawah Hitler jarang terjadi tapi Hitler sendiri pernah
mengalami kengerian perang parit dalam Perang Dunia Pertama, dan hubungan yang
dia miliki dengan Guderian biasanya sama positifnya dengan Guderian adalah
orang yang membawa mobilitas ke Wehrmacht . Sebagai tanggapan atas perlakuan
Hitler terhadapnya, Guderian tetap setia kepada Hitler dan menerima
pemecatannya dari posisi yang dia pegang pada tanggal 28 Maret 1945, ketika
jelas bahwa dia tidak mampu mencegah orang-orang Rusia untuk menduduki Berlin. Guderian
meninggal pada tahun 1954 berusia 66 tahun.
0 Response to "Heinz Guderian (1888 -1954 )"
Post a Comment