Doktrin dari Empat Belas
Poin
Ketika tentara perang
yang berperang di seluruh Eropa hampir kehabisan tenaga, Presiden Woodrow
Wilson, pada bulan Januari 1918, mengucapkan apa yang disebut doktrin Fourteen
Points. Ini adalah 14 pernyataan di mana dunia setelah perang harus dibangun.
Inggris dan Prancis, yang telah melakukan sebagian besar pertempuran dan banyak
pendarahan, membenci usulan Wilson. Mereka juga membenci banyak dari Empat Poin
itu sendiri.
Misalnya, salah satu dari
Fourteen Points harus melakukan, pada dasarnya, dengan penghapusan
kolonialisme. Meski idealis, sepertinya ide bagus untuk mengakhiri semua
kerajaan, secara realistis sangat dibenci oleh kekuatan kolonial. Salah satu
hal yang menjadi perang adalah perjuangan kekaisaran. Inggris tidak akan
membongkar Kerajaan Inggris; dan Prancis pun tidak mau melepaskan koloninya.
Apa yang mereka pahami
dengan penghapusan koloni adalah penghapusan koloni Jerman; bahwa koloni-koloni
itu harus menjadi Inggris dan Prancis (itulah yang terjadi). Namun, yang tidak
dimaksudkan Wilson bukanlah kerajaan kolonial.
Meskipun mendapat
tentangan, Fourteen Points menyerang akord yang responsif di antara massa di
tanah kolonial di seluruh dunia. Mereka tiba-tiba memiliki harapan bahwa mereka
sekarang akan mendapatkan kemerdekaan mereka. Ketika dunia pascaperang akan
terbukti tidak mampu dan tidak mau memberikan revolusi keinginannya, akibatnya
masih bergema hari ini.
Poin Fourteen yang lain,
yang diminati oleh orang Yahudi, adalah referensi fakta bahwa etnis minoritas
memiliki hak untuk merdeka dan melakukan pemerintahan sendiri. Orang-orang
Yahudi membacanya sebagai pengesahan Deklarasi Balfour, yang menjanjikan sebuah
rumah nasional Yahudi di Palestina. Meskipun mendapat dukungan yang tidak
terlalu keras, inilah salah satu alasan mengapa orang Yahudi tetap menjadi
pendukung kuat Fourtheen Points.
Wilson telah mengumumkan
Fourteen Points-nya selama perang, dan orang-orang Jerman akan disarankan untuk
menerimanya. Namun, mereka tidak melakukannya. Mereka membawa tentara mereka
dari front timur ke barat untuk melakukan serangan terakhir dari parit
terakhir. Setelah serangan tersebut gagal pada bulan Oktober 1918, Kaiser turun
tahta dan pemerintah Jerman yang mengambil alih mengirim sebuah pesan kepada
Presiden Woodrow Wilson bahwa mereka menerima Poin Keempat, dan menginginkan
sebuah gencatan senjata yang didasarkan pada mereka. Mereka sengaja mengarahkan
pesan mereka kepada Wilson, bukan kepemimpinan di Prancis dan Inggris. Wilson
menulis kembali ke Jerman bahwa dia akan mengajukan masalah ini ke Sekutu. Dia
melakukannya, tapi mereka tidak pernah menjawab.
Akhirnya, saat perang
berubah sangat parah melawan tentara Jerman, orang-orang Jerman mengajukan
sebuah gengser, kali ini langsung ke Prancis. Ketika gencatan senjata ini
sampai pada tanggal 11 November 1918 yang ditulis dalam perjanjian tersebut
merupakan pernyataan samar-samar bahwa Fourteen Points akan mengatur perjanjian
damai yang nantinya akan ditandatangani. Tapi itu dokumen yang banyak
ditafsirkan dan tentu saja tidak mengikat. Namun, tentara Jerman tidak dalam
kondisi bertahan dan menuntut lebih dari sekedar referensi yang tidak jelas
ini.
0 Response to "7. Konspirasi Zionisme : Genosida (Doktrin dari Empat Belas Poin)"
Post a Comment